Sunday, August 7, 2011

Kritikan


Sikap kritis merupakan indicator kesihatan sebuah kepimpinan. Dengan kritikan, ia menjadi instrument dan proses pembaikan hidup dan bekerja dengan lebih baik. Kritik itu ibarat jamu pahit yang hasilnya menyihatkan.

Sewajarnya, ketika dikritik, pemimpin harus bersikap tenang. Selama mana kritikan itu merupakan indicator kesihatan kepimpinannya, tidak ada alas an untuk ber-reaksi berlebihan kerana ia akan mengarah kearah perpecahan yang kontraproduktif.

Umar Bin Khattab justru sangat berterima kasih kepada orang yang mengkritiknya. Khalifah yang terkenal dengan ketegasan dan sikap berani, ketika mendengar kritikan dari seorang wanita mengatakan, “semoga Allah merahmati orang yang menghadiahkan aibku kepadaku”.

Pemimpin harus punya kerendahan hati yang memadai untuk mahu mendengar berbagai kritikan yang ditujukan kepadanya. Sikap tenang tidak sama dengan aptetik atau “bodoh sombong”. Sikap tenang adalah sikap mempertahankan kondisi emosional yang stabil sehingga tidak menganggu ritma kerja.

Mendengar adalah pekerjaan pemimpin. Dengan menjadi pendengar yang baik, seorang pemimpin telah menunjukkan kematangan peribadinya. Ini hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki kerendahan hati, objektif tinggi dan kesediaan yang “permanent” untuk menerima pendapat dari manapun asalnya.

Seorang pemimpin harus tetap mempertahankan prasangka baiknya terhadap semua pengkritik. Prasangka baik adalah sebahagian dari sikap tasamuh dan kasih sayang yang diperlukan untuk hidup langgeng dalam kepimpinan.

Kita memerlukan pemimpin yang sentiasa menyediakan ruang dalam dirinya untuk berdamai dan saling memahami, bersepakat dan saling bekerjasama. Seorang pemimpin harus melapangkan dadanya untuk menerima pandangan meski sepahit hempedu dan menerima kritikan meskipun setajam pedang.

Yang menentukan sikap seorang pemimpin adalah kefahamannya yang mendalam terhadap visi dan misi kepemimpinannya, strategi yang disusun, serta langkah bijak yang diambil dan alas an mengapa ia mengambil tindakan tersebut.

Seorang pemimpin harus mandiri dalam berpendapat. Pada saat yang sama, ia harus terbuka menerima pendapat dan kritikan. Sikap inilah yang menjadi dasar untuk menentukan bagaimana sebuah kritikan itu disikapi, dikelolah dan diakomodasi untuk kemudian diterima atau diabaikan.

No comments:

Post a Comment